Persahabatn yang terjadi antara China dengan Kazakhstan sduah terbangun sejak berpuluh tahan lalu.
Tidak heran jika saat ini mereka berada dalam sebuah hubungan yang sangat erat dan romantis.
Menurut Duta Besar Kazakhstan untuk Tiongkok Shakhrat Nuryshev, Belt and Road Initiative (BRI) menjadi faktor yang mendorong perkembangan kerja sama perdagangan dan investasi antara kedua negara.
Hal ini dijelaskan Nuryshev dalam sebuah wawancara dengan People’s Daily.
Berawal dari China-Kazakhstan (Lianyungang) Logistics Cooperation Base, proyek pertama yang diresmikan dalam kerangka BRI pada 2014.
Hingga Western China-Western Europe Highway, kedua negara semakin gencar meningkatkan konektivitas.
Dengan membangun moda transportasi darat dan kereta api. Di sisi lain, proyek-proyek yang baru saja dituntaskan dan diimplementasikan.
Seperti PLTB Zhanatas dan PLTA Turgusun, membuktikan tekad kedua negara ini.
Untuk mengembangkan perekonomian yang rendah karbon lewat proyek energi terbarukan.
Tiongkok dan Kazakhstan akan terus mempererat kerja sama di bidang-bidang umum.
Seperti perdagangan, investasi, interkonektivitas dan energi, seperti disampaikan Xi dalam sebuah acara jumpa pers bersama Tokayev, Rabu lalu.
Dengan mencatat bahwa Tiongkok dan Kazakhstan telah menetapkan target bersama.
Untuk meningkatkan perdagangan luar negeri timbal-balik hingga dua kali lipat pada jadwal yang lebih dini.
Xi juga menjelaskan, kedua negara juga bekerja sama mengembangkan bidang kerja sama baru.
Seperti mineral penting, inovasi sains dan teknologi, kedirgantaraan, ekonomi digital, dan sektor-sektor lain.
Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok dan Kazakhstan juga menggencarkan aktivitas pertukaran budaya dan antarwarga.
Misalnya, program bilateral dalam bidang kerja sama kebudayaan, termasuk Luban Workshop dan sebuah pusat obat-obatan tradisional Tiongkok, telah berjalan.
Pada Maret lalu, Tahun Pariwisata Kazakhstan pun telah resmi diluncurkan di Tiongkok.
Rabu lalu, Xi dan Tokayev meresmikan cabang Beijing Language and Culture University di Astana International University.
Agar aktivitas pertukaran antarwarga semakin meningkat, kepada para reporter.
Xi menjelaskan bahwa Tiongkok telah membuka Luban Workshop kedua di negara Asia Tengah dan meluncurkan Tahun Pariwisata Tiongkok di Kazakhstan pada 2025.
Selain meningkatkan hubungan bilateral, Xi juga berkata bahwa Tiongkok mendukung Kazakhstan bergabung dalam mekanisme kerja sama BRICS.
Serta berperan sebagai “middle power” di panggung internasional dan ikut berkontribusi terhadap tata kelola dunia.
Menurut Xi, Tiongkok dan Kazakhstan telah bertekad untuk melanjutkan kerja sama dalam hubungan internasional.
Serta mempererat koordinasi dan kerja sama dalam kerangka PBB, Shanghai Cooperation Organization (SCO), dan mekanisme Tiongkok-Asia Tengah, serta kerangka kerja sama multilateral lain.