Keberadaan rupiah terbilang tidak aman dalam beberapa hari terakhir karena berbagai situasi.
Hal ini sesuai dengan nilai tukar yang sudah berjalan beberapa hari ini.
Rupiah masih berisiko melemah hari ini karena indeks dolar masih menguat.
Pada Rabu kemarin, rupiah turun 0,23 persen (38 poin) menjadi Rp 16.413 per dolar AS.
“Dolar AS terlihat masih menguat terhadap nilai tukar lainnya pagi ini.
Indeks dolar sudah naik ke atas 106 pagi ini, sebelumnya masih di kisaran 105,6,” kata Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra, Kamis (27/6/2024).
Menurut Ariston, ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan di Amerika Serikat masih menjadi pendorong penguatan dolar.
Bank Sentral AS masih mengisyaratkan tidak akan terburu-buru memangkas suku bunga karena laju inflasi masih di atas target dua persen.
“Selain itu, data ekonomi AS yang dirilis banyak yang lebih bagus dari proyeksi pasar.
Semalam data IMB (ijin bangunan) AS bulan Mei direvisi naik dari 1,3 juta ijin menjadi 1,4 juta ijin,” ucap Ariston.
Kondisi ekonomi AS yang masih baik berisiko menaikan inflasi AS lagi.
Sehingga The Fed masih belum berani melakukan pemangkasan suku bunga.
“Potensi pelemahan rupiah hari ini ke arah Rp 16.480 Sedangkan potensi support di sekitar Rp 16.380 per dolar AS,” ujar Ariston menutup analisisnya.