Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya naiknya nilai tukar mata uang suatu negara di dunia.
Ada yang karena faktor eksternal dan ada juga yang murni dari kelalaian pemerintah dalam mengatur keuangan.
Nilai tukar rupiah melanjutkan penguatannya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga penutupan perdagangan Kamis (4/7/2024) sore.
Menurut Bloomberg, rupiah naik 0,25 persen atau 41 poin menjadi Rp16.330 per dolar AS dibandingkan penutupan sehari sebelumnya.
Menurut analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi, data ketenagakerjaan dan indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur AS melemah dari perkiraan.
“Kondisi ini meningkatkan spekulasi melemahnya ekonomi AS dan akan mendorong The Fed memangkas suku bunga lebih cepat,” katanya.
Data tenaga kerja yang melemah juga diperkirakan bakal mendorong penurunan indikator penggajian non-pertanian (non-farm payrolls).
Sehingga ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada September 2024 terus meningkat.
Alat pengukur CME Fedwatch menunjukkan 66 persen pelaku pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga terjadi pada bulan tersebut.
Persentase ini meningkat dibandingkan Rabu (3/7/2024) yang sebesar 59 persen.
“Namun, risalah pertemuan The Fed pada Juni 2024 mengisyaratkan ketidakyakinan mereka pada penurunan inflasi,” ucap Ibrahim.
Menurut dia, Chairman The Fed Jerome Powell juga menyatakan pihaknya belum percaya diri untuk mulai memangkas suku bunga.
Di Jepang, pelaku pasar mewaspadai potensi intervensi dalam beberapa hari ke depan.
Ini menyusul pernyataan pejabat Pemerintah Jepang yang menegaskan akan berupaya mempertahankan yen.
Dari dalam negeri, muncul keraguan pertumbuhan ekonomi triwulan II 2024 bisa setinggi triwulan sebelumnya yaitu sekitar 4,9-5,1 persen.
Namun angka itu dinilai cukup baik di tengah kondisi yang tidak menentu akibat konflik geopolitik.
“Akselerasi pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi pada kuartal I 2024 belum terulang pada kuartal selanjutnya,” ujar Ibrahim.
Menurut dia, ini karena tidak ada momentum khusus seperti Pemilu dan Ramadan yang bisa meningkatkan belanja pemerintah.
Pada triwulan I 2024 juga terdapat pemberian THR serta kenaikan gaji aparatur sipil negara (ASN).
Sehingga, realisasi belanja pemerintah pada kuartal I 2024 meningkat 18 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.