23.4 C
Indonesia
Jumat, November 8, 2024

Utang Indonesia Relativ Aman dan Terjaga Ditengah Kondisi Dunia Yang Penuh Dengan Ketegangan, Berikut Penjelasan Sri Mulyani

Kondisi dunia yang penuh dengan ketegangan menyebabkan ekonomi negara lain terkena imbas.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan utang Indonesia relative aman dan terjaga.

Meskipun berdiri di tengah ketidakpastian global dan tingginya tensi geopolitik di dunia.

Sri Mulyani menuturkan utang di berbagai negara di negara maju melonjak dari 70 persen menjadi 112 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Sedangkan di negara-negara berkembang kenaikan jumlah utang paskapandemi dari 47 persen dari PDB awal 2000 sekarang mencapai 71 persen.

“Jadi kalau dilihat dari perspektif ini, Indonesia masih relatif terjaga,” kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja dengan Komite IV DPD RI di Jakarta, Senin.

Diketahui hingga akhir Juli 2024, rasio utang kembali turun menjadi 38,68 persen yang berarti masih jauh di bawah batas aman yakni 60 persen.

Sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Menurut Sri Mulyani, lonjakan utang di berbagai negara tersebut disebabkan oleh ruang fiskal dan ruang moneter.

Yang menjadi sangat menyempit akibat kondisi seluruh dunia yang belum sepenuhnya pulih paskapandemi, dan terjadinya perang serta tensi geopolitik.

Ia mengatakan secara global kondisi 2024 belum menunjukkan adanya perbaikan atau optimisme.

Dikarenakan situasi global masih sama dan bahkan cenderung meruncing karena tensi geopolitik dan peperangan di sejumlah negara.

“Konflik dari negara Amerika Serikat terhadap Tiongkok, kemudian terjadinya fragmentasi dan proteksionisme yang dijadikan sebagai proxy dari kompetisi ini menyebabkan ekonomi dunia juga melemah,” ujarnya.

Selain itu, disrupsi akibat terjadinya perang mengakibatkan terjadinya inflasi meningkat tinggi dan diikuti dengan suku bunga global yang melonjak tinggi.

meskipun mulai September 2024 diharapkan akan terjadi penurunan suku bunga terutama di Amerika Serikat.

Perang juga bisa menyebabkan disrupsi suplai sehingga harga komoditas melonjak tinggi. Ucap Sri Mulyani.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles